Review Drama Korea : Chicago Typewriter



GenreFantasi
Romansa
PenulisJin Soo-wan
SutradaraKim Cheol-kyu
PemeranYoo Ah-in
Lim Soo-jung
Go Kyung-pyo
KomposerNam Hye-seung
NegaraKorea Selatan
Tahun2017
Jumlah episode16


Holaa! Kali ini saya mau review drama korea dengan judul Chicago Typewriter. Plis, jangan terkecoh dengan poster film ini yang kesannya oldies yah, karena sebenernya materi cerita drama ini fresh banget dan menurutku cukup apik nggak ngebosenin! Sebenernya udah lama nonton drama ini dan gak sengaja aja gitu liat judulnya dan kebetulan karena yang main ada oppa Go Kyung-Pyo (gara-gara efek di Jealousy Incarnate) langsunglah tancap gas!

Entah kenapa banyak drama korea yang mengangkat tema tentang reinkarnasi (seperti Goblin, The Legend of The Blue Sea, My Love From The Star, dan masih banyak lagi) karena drama ini juga (lagi-lagi) bertemakan reinkarnasi. Mungkin memang dalam keyakinan kebanyakan orang korea banyak yang meyakini adanya reinkarnasi. Tapi terlepas itu, saya cukup suka dengan plot drama ini. Agak heran juga sih drama sebagus ini (menurut saya) kurang dapat rating tinggi di Korea dan agak kurang beken untuk direkomendasikan oleh orang-orang. Padahal menurut saya ide ceritanya oke banget lho! Plot twist nya gak ketebak dan seru buat di ikuti sampe akhir. 

Pemeran (cast) Chicago Typewriter

Sebelum review lengkap, kasi sinopsis nya dulu ya...
Drama ini menceritakan Han Se-Joo (diperankan Yoo Ah-In) seorang penulis terkenal nan berbakat yang udah meriliskan buku sekian banyaknya. Namun jadi penulis itu rupanya tidak mudah dijalani guys, kadang ada masanya penulis / novelis mengalami kebuntuan ide atau istilah kerennya writer's block buat nulis novel bersambung yang sedang dia terbitkan padahal diburu tenggat waktu oleh pihak penerbit. 
Disisi lain Jeon Seol (diperankan Lim Soo-Jung) seorang pekerja paruh waktu yang kerja apapun dijabanin sama dia demi mencari uang (padahal aslinya dia lulusan dokter hewan) adalah seorang penggemar dari penulis Han Se-Joo yang sudah dari lamaaaa ngefans sama karya-karya Han Se-Joo. Sampai suatu saat dia harus ngirim paket ke rumah Han Se-Joo yang ternyata berisi mesin tik korea kuno yang dikirim dari Chicago. Ternyata mesin tik kuno itu adalah mesin tik yang dilihat dan diinginkan Han Se-Joo saat dia meet and great di salah satu cafe di kota Chicago beberapa pekan lalu. Awalnya sang pemilik cafe nggak mau ngejual mesin tik itu karena mesin tik itu dinilai antique dan sulit didapet, tapi setelah Han Se-Joo kembali ke Korea, pemilik cafe itu mengalami mimpi-mimpi buruk berkaitan dengan mesin tik kuno itu, dan akhirnya diberikanlah secara cuma-cuma mesin tik itu ke Han Se-Joo. Otomatislah ketika Han Se-Joo tau dapet mesin tik itu seneng banget dia.
Tapi setelah mesin tik kuno itu dia letakkan di rumahnya, Han Se-Joo jadi sering ngimpi aneh-aneh dan buat dia semakin stuck dalam menulis, sampai-sampai pihak penerbit yang udah dikejar tenggat waktu mengusulkan untuk Han Se-Joo menyewa ghostwriter (penulis sewaan yang disuruh nemuin ide buat nulis tapi nanti bukan diakui hasil karyanya tapi diakui sebagai hasil karya si penuis terkenal yg nyewa si ghostwriter) untuk mengerjakan dan nglanjutin cerita yang sedang dikerjakannya. Sebagai penulis profesional jelas aja Han Se-Joo menolak mentah-mentah, ya selain gengsi dia juga takut kalo sampai ada yang tau dia menyewa Ghostwriter namanya bisa rusak seketika. Tapi ternyata Han Se-Joo bener-bener stuck nggak bisa kasi tulisan apapun ke penerbitnya. Suatu saat dia dikabari oleh penerbitnya bahwa hasil karya novel bersambung nya sudah masuk ke fax sang penerbit tapi anehnya tulisan itu berupa tulisan dari mesin tik. Dari pihak penerbit jelas seneng banget akhirnya bisa rilis episode baru novel bersambung tersebut tepat tenggat waktu, tapi See-Jo bingung siapa yang kirim karena dia merasa belum dapat ide untuk menulis apapun. Sampai akhirnya See-Jo mendapati Yoo Jin-O (diperankan oleh Go Kyung-Pyo) di dalam rumahnya sedang mengetik menggunakan mesin tik kuno, yang dikira dia itu adalah ghostwriter yang dikirim oleh penerbitnya untuk menyelesaikan novel bersambung yang sedang digarapnya. Dimulailah pertengkaran mereka yang unyu nan menggemaskan hahahahaa... 
Jadi sebetulnya siapa Yoo Jin-o? Apa kaitannya sama Han Se-Joo? Kenapa Han Se-Joo dan Jeon Seol sering mimpi hal yang sama?
Naaaaaah disini lah letak keseruan drama ini. Jadi emang drama ini alurnya maju mundur atau bisa dibilang time traveler.

[warna hijau agak spoiler dikit ya, kalau nggak mau spoiler silakan dilewati aja tulisan warna hijaunya 😁]
Drama dengan tema time traveler emang udah cukup banyak yang tayang tapi entah kenapa drama ini tetep asyik banget dengan alur maju mundur yang dibuatnya. Cerita drama ini berlatarkan tahun 1930an pada saat Korea masih dijajah oleh Jepang, dan tahun 2017 di era saat ini. Di era saat ini Han Se-Joo yang bekerja sebagai penulis rupanya mirip dengan Han Se-Joo di tahun 1930 yang bernama Hwi Young, merupakan sosok pemuda dengan hobi menulis yang merupakan ketua dari organisasi pemuda pada saat penjajahan Jepang. Sedangkan Jeon Seol di era 1930 bernama Soo Hyeon merupakan pemudi yang menyamar sebagai pria untuk bisa bekerjasama dengan pemuda-pemuda lainnya memperjuangkan kemerdekaan Korea dan bersahabat dengan Hwi Young dan Yoo Jin-O. Sedangkan Yoo Jin-O adalah sahabat dari Hwi Young di era 1930an yang merupakan pemilik bar "Carpe Diem" (salah satu konglomerat jaman itu) dan salah satu anggota organisasi pemuda.
Jadi ternyata oh ternyata, Yoo Jin-O ini bukanlah ghostwriter dalam artian konotasi, tapi emang dia benar-benar ghostwriter dalam arti denotasi. Yap, Yoo Jin-O adalah hantu yang tinggal dalam mesin tik korea kuno yang ada di rumah Se-Joo. Awalnya Se-Joo dan Seol terus-terusan mimpi aneh yang menceritakan diri mereka di masa 1930 an saat masa penjajahan Jepang. Saking seringnya mereka mimpi, mereka jadi merasa itu adalah diri mereka pada jaman dulu dikehidupan sebelumnya. Sampai akhirnya mereka berdua bisa melihat Yoo Jin-O yang merupakan hantu dari jaman penjajahan Korea oleh Jepang yang menjelaskan tentang kehidupan mereka dimasa lampau. Tapi sayangnya, ingatan Yoo Jin-O pun tidak semuanya tersusun rapi, dia lupa beberapa bagian kehidupannya dan khususnya akhir dari cerita persahabatan mereka bertiga di masa lampau sehingga ia mengajak Se-Joo dan Seol untuk bersama-sama kembali ke jaman 1930 an untuk mencari tahu yang terjadi. Dari cerita mereka bertiga dimasa lampau inilah yang akhirnya dijadikan oleh Se-Joo sebagai cerita di novel bersambung nya.
Kenapa Yoo Jin-O jadi hantu yang terperangkap? naaaaahhh.. Ini yang bikin drama ini bikin penasaran sampai di akhir cerita yang bikin kita menebak-nebak. 
Jeon Seol selalu bermimpi bahwa dia dimasa lampau adalah seorang penembak jitu yang pada akhirnya harus membunuh salah satu dari anggota organisasi pemuda yang berkhianat dimasa perjuangan kemerdekaan Korea. Jeon Seol selalu beranggapan bahwa dirinya lah yang merupakan pembunuh Se-Joo pada era 1930 an (alias Hwi Young). Namun ternyata oh ternyata yang ditembak Jeon Seol alias Soo Hyeon bukanlah Se-Joon tapi Yoo Jin-O (tidaaaaaaaaakkkk.. Lagi-lagi Kyung-Pyo jadi secondlead male 😔). Sebelumnya, Hwi Young dan Yoo Jin-O sedang bersama-sama menyelesaikan tulisan cerita perjuangan mereka saat meraih kemerdekaan yang ditorehkan lewat mesin tik, dan Hwi Young meminta Yoo Jin-O berjanji untuk terus melanjutkan ketikan cerita mereka sampai selesai. Karena Hwi Young menyadari bahwa dia adalah ketua anggota organisasi pemuda yang riskan setiap saat diburu oleh pasukan Nipon sehingga yang bisa menyelesaikan tulisan cerita mereka hanyalah Yoo Jin-O. Tapi naas nya, ketika Hwi Young akhirnya mati karena dibunuh oleh pasukan Jepang, Yoo Jin-O harus mati ditembak oleh Soo Hyeon saat sedang menyelesaikan tulisannya di depan mesin tik. Dan karena janji Yoo Jin-O kepada Hwi Young itulah yang menyebabkan dirinya terjebak dalam mesin tik itu dan tidak dapat ber-reinkarnasi. Alasan Soo Hyeon menembak Yoo Jin-O karena ternyata Yoo Jin-O yang memberi tahu kepada Jepang saat ditanya siapa ketua organisasi pemuda mereka. Sebenernya Yoo Jin-O juga tidak dengan sengaja memberi tahu kepada Jepang siapa ketua mereka, tapi kondisi nya saat itu adalah Soo Hyeon menjadi sandra oleh pasukan Jepang yang dipaksa memberi tahu siapa ketua organisasi pemuda mereka. Soo Hyeon tidak mau mengakui siapa ketua organisasi nya dan disiksa oleh pasukan Jepang. Yoo Jin-O yang menaruh hati pada Soo Hyeon nggak sanggup lihat Soo Hyeon disiksa didepan matanya oleh pasukan Jepang yang akhirnya dia terpaksa sambil nangis-nangis emosi memberitahu bahwa ketuanya adalah Hwi Young (ya iyalah kalo cowo baik-baik mah mana tega liat perempuannya disiksa sampai babak belur didepan matanya.) Soo Hyeon menganggap bahwa Yoo Jin-O sudah mengkhianati mereka dengan memberitahu identitas ketua mereka sehingga membuat See Hyeon marah dan menembak Yoo Jin-O (mbak,mbak, Yoo Jin-O tu pengen nyelametin kamu, ealah kok malah mbok bunuh😔)

Satu kata dari drama ini tu unpredictable! Entah kenapa saya suka banget sama konsep ide cerita dari drama ini. Alur maju mundurnya sama sekali nggak bikin bingung dan bikin penasaran sebenernya mereka bertiga dulu dijaman penjajahan itu kenapa toh??

Awalnya saya agak nggak menyangka kalau ternyata Yoo Jin-O ini adalah bener-bener ghostwriter dalam arti yang sesungguhnya yaitu hantu, karena kayanya sama sekali nggak ngasi tanda-tanda kalau ternyata dia hantu. Setelah kita dibawa ke jaman tahun 1930an mulailah konflik-konflik dan rasa penasaran itu bermunculan. Seriously, drama ini sama sekali nggak ngebosenin dan bikin saya justru sangat menikmati adegan-adegan dengan latar belakang tahun 1930 an ini. Jujur aja, saya bukan penyuka drama korea kolosal yang bertema kerajaan-kerajaan atau yang menceritakan Korea jaman dulu, tapi entah kenapa di drama ini saya sangat suka dengan cerita alur mundur di tahun 1930 an nya.

Tapi lagi-lagi saya harus menelan kesedihan di drama ini (hik hiks), yaitu Go Kyung Pyo harus puas menjadi second-lead male yang tidak berhasil mendapatkan hati lead female (setelah terjadi di Jealousy Incarnate). Huaaaa, rasanya gak terima aja gitu habis dulu nonton Jealousy Incarnate yang dia harus putus dengan Pyo Nari, trus sekarang dia juga gak dapat hatinya Seol gitu?? Nahas nian nasibmu oppaaaa😅. Mungkin memang dirimu harus puas sebagai my favorite Second-lead male aja yes 😘 Tapi emang Go Kyung Pyo selalu sukses berat buat meranin karakter cowo yang sweet, care, lovable banget pokoknya bikin cewe klepek klepek diikuti baper banget pengen punya cowo kayak doi (dari drama-drama sebelumnya yang saya tonton seperti Jealousy Incarnate, Reply 1988 dan kali ini Chicago Typewriter).

Terlepas dari ending yang agak nyesek (karena setelah novel bersambung He-Joo tamat, Yoo Jin-O akhirnya terbebas dari mesin tik itu dan nantinya bisa ber-reinkarnasi), nggak ada yang gagal dalam menyajikan cerita drama ini. Iya, nyesek karena Yoo Jin-O pada akhirnya harus hilang sudah nggak jadi hantu dan akhirnya Hee-Joo & Seol pacaran. Yah sebenernya sih itu akhir yang Happy ending ya, tapi entah kenapa jadi agak sad ending aja gitu buat saya karena Yoo Jin-O harus menghilang (efek second-lead syndrome hahahahaha). Akting mereka semua nggak perlu diomongin lagi deh, oke banget! Buat pecinta drama romansa fantasi drama ini jelas rekomen banget buat ditonton.

Beneran deh saya heran aja gitu, apa karena kurang promosi ya film ini jadi ratingnya kurang bagus di korea, atau ekspetasi netizen yg terlalu tinggi mengingat drama ini tayang si saluran tvN dimana tvN sebelumnya berhasil memproduksi drama Goblin yang melejit selangit. Entahlah, tapi buat saya pribadi drama ini jelas bisa jadi salah satu drama yang masuk ke list buat ditonton. Romansa nya jelas bikin senyum-senyum kesel sendiri kalau liat aktingnya Yoo Ah-In, dan pertengkaran antara Yoo Ah-In >< Go Kung Pyo di drama yang asli kocak banget. Yang pasti, drama ini bener-bener bikin penasaran buat ditonton sampai akhir dan recommended ditonton untuk hiburan.


Score 9 dari 10

Tidak ada komentar:

Review The Silent Sea (2021)